Logika & Prosedur Metode Penelitian Eksperimen

Metode penelitian eksperimen merupakan bagian dari berbagai metode penelitian yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyan penelitian sakaligus mencapai tujuan penelitian yang ditetapkan dalam suatu penelitian oleh peneliti, selain metode survey, eksplorasi, dan lainnya. Namun berbeda dengan metode penelitian lainnya, metode penelitian eksperimen memiliki bahasa sendiri yang digunakan dalam menjabarkan prosedur penelitiannya. Sehingga defenisi umum atas istilah teknis pada metode penelitian, memiliki makna berbeda dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen, kasus ataupun orang-orang yang terlibat dalam penelitian yang sekaligus menjadi orang yang diperlakukan dalam mengukura variabel yang diteliti disebut dengan subjek ataupun partisipan, sementara dalam penelitian survey, dikenal dengan istilah responden.

Selain istilah partisipan, penelitian eksperimen juga memiliki 7 bagian spesifik dalam metode-nya. Bagian tersebut dalam eksperimen kadangkala tidak digunakan semuanya, namun dalam penelitian eksperimen lainnya seluruh komponen digunakan dan ditambah dengan bagian lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut. Tujuh bagian tersebut adalah:

1. Treatment (perlakuan) atau variabel independen
2. Variabel dependen
3. Pretest
4. Posttest
5. Kelompok eksperimen
6. Kelompok kontrol
7. Randomisasi subjek / partisipan

Treatment (Perlakuan).
Disebut juga dengan stimulus atau manipulasi merupakan modifikasi yang dilakukan oleh peneliti atas variabel yang diduga memberikan pengaruh ataupun pembeda pada variabel dependen. Sebagai contoh, jika seorang peneliti ingin mengamati bagaimana suhu dan pencahayaan mempengaruhi kinerja seseorang. Dalam contoh ini jelas variabel dependen adalah kinerja, sementara variabel independen adalah suhu dan pencahayaan. Treatmen atas kedua variabel independen ini dilakukan dengan jalan merubah suhu dan pencahayaan tersebut hingga memperoleh kinerja seseorang yang lebih baik. Suhu dapat dirubah dari 17-27 derajat, sementara pencahayaan dapat dirubah dari 25-100 watt. Kombinasi di antara keduanya akan menghasilkan kondisi terbaik yang mampu meningkatkan kinerja seseorang.

Variabel dependen.
Merupakan hasil dari suatu penelitian eksperimen yang dapat berbentuk kondisi fisik, perilaku sosial, kebiasaan, perasaan, atau kepercayaan atas suatu subjek yang dapat berubah akibat respon atas treatment yang diberikan. variabel dependen dapat diukur dengan indikator pena ataupun pensil, melalui observasi, wawancara, ataupun respon psikologis. Jika kita menggunakan contoh di atas, variabel dependen adalah kinerja seseorang, dalam hal ini bisa saja kinerja dalam membuat keputusan. Ukuran yang digunakan bisa saja berupa waktu yang dibutuhkan dalam membuat keputusan, serta jumlah informasi yang digunakan. Kedua ukuran ini dapat berubah jika suhu dan pencahayaan berubah.

Pretest dan Posttest.
Dalam eksperimen, peneliti seringkali melakukan pengukuran berulang untuk suatu objek amatan (variabel dependen). Pengukuran pertama dilakukan sebelum diterapkannya treatment, yang disebut dengan pretest. Sementara pengukuran yang dilakukan setelah di terapkan treatment disebut dengan posttest. Namun perlu diingat tidaklah berarti semua pengujian setelah treatment disebut posttest, karena jika tidak dilakukan pengukuran awal (sebelum treatment) maka tentu saja pengujian atau pengukuran setelah treatment tidak disebut posttest, tapi cukup disebut dengan pengujian atau pengukuran saja.

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Peneliti dalam suatu eksperimen umumnya memisahkan subjek atau partisipan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjek atau partisipan dalam penelitian eksperimen sederhana hanya menerima satu perlakuan atas diri-nya. Kelompok yang menerima perlakuan atau treatment ini yang selanjutnya disebut dengan kelompok eksperimen, sementara sebaliknya kelompok yang tidak di treatmet atau dibiarkan secara alami merupakan kelompok kontrol

Randomisasi subjek / partisipan (Random assignment).
Randomisasi subjek merupakan langkah yang diambil peneliti guna mengeliminir potensi variabel pengganggu dalam suatu eksperimen yang mungkin tidak dapat dikontrol dengan baik. Melalui randomisasi ini, setiap subjek dalam eksperimen akan memiliki peluang atau probabilita yang sama untuk masuk ke dalam salah satu sel yang ada dalam desain eksperimen yang dibangun.

Disamping ke tujuh bagian tersebut, eksperimen juga perlu mempertimbangkan bagian atau elemen lainnya, yaitu:
1. Tugas partisipan (Task)
2. Prosedur eksperimen
3. Menentukan variabel luar biasa (extraneous variable) atau variabel pengganggu.
4. Penentuan jumlah partisipan per sel desain, metode treatmen atas partisipan.

Tugas Partisipan.
Tugas partisipan dalam suatu eksperimen merupakan kasus yang diaplikasikan kepada partisipan berdasarkan treatment yang diberikan kepadanya. Berdasarkan contoh di atas, kasus yang diberikan dapat saja berupa pekerjaan administrasi berupa penyusunan laporan keuangan, ataupun penyusunan anggaran perusahaan. Sehingga melalui eksperimen peneliti menjawab suhu dan pencahayaan bagaimana kinerja staff keuangan dapat meningkat melalui pembuatan laporan keuangan perusahaan.

Prosedur eksperimen.
Merupakan tahapan kegiatan yang didesain oleh peneliti yang akan diterapkan kepada partisipan berdasarkan treatmen yang diberikan kepada mereka. Penyusunan prosedur yang baik harus dapat mendukung tercapainya tujuan penelitian, dan dapat mengeliminasi semua bentuk variabel yang berpotensi mengganggu kesimpulan yang dibuat oleh peneliti. Berdasarkan contoh di atas, peneliti harus memberikan deskripsi dan langkah yang harus dilakukan partisipan saat melakukan aktivitas penelitian, seperti ruangan, dimana mereka duduk, bagaimana tugas penelitian diberikan kepada mereka, dan lain sebagainya.

Variabel luar biasa (Extraneous variable)
Variabel ini disebut juga variabel pengganggu (Nuisance variable). Merupakan variabel lain diluar variabel amatan yang berpotensi mengganggu peneliti dalam membuat kesimpulan yang benar. Keberadaan variabel ini berpotensi melemahkan validitas internal penelitian eksperimen.

Penentuan jumlah partisipan per sel desain dan metode treatmen atas partisipan
Desain eksperimen yang dibangun akan membentuk sel eksperimen. Umumnya tiap sel akan memiliki treatment yang berbeda. Seorang peneliti yang menggunakan eksperimen harus menentukan berapa banyak partisipan akan diletakkan pada tiap sel eksperimen. Jumlah partisipan per sel desain eksperimen akan mempengaruhi kekuatan statistik (statistical power) pengujian yang dilakukan. Seorang partisipan dapat saja berada dalam kelompok eksperimen dan mendapatkan dua kali atau lebih treatmen atau sebaliknya hanya satu kali treatmen saja. Partisipan yang hanya mendapatkan satu treatmen akan berada dalam desain between subject, sementara yang memperoleh lebih dari satu treatmen akan berada dalam desain within subject.
Penelitian dengan metode eksperimen, umumnya membutuhkan biaya yang mahal, terlabih jika peneliti menggunakan partisipan yang sesungguhnya dalam penelitian. Hal ini dikarenakan partisipan sesungguhnya seperti manajer, auditor, dosen ataupun lainnya adalah orang-orang profesional yang membutuhkan insentif agar bersedia terlibat dalam suatu penelitian eksperimen. Insentif diberikan sebagai kompensasi atas waktu dan kesediaan mereka terlibat dalam penelitian eksperimen. Oleh karenanya peneliti, selain dikarenakan alasan pencapaian tujuan penelitian, peneliti juga harus mempertimbangkan biaya dan waktu pelaksanaan, sehingga pada saat eksperimen tersebut benar-benar dilakukan tidak ditemukan kendala yang menyebabkan penelitian tersebut harus diulang. Guna mengatasi hal tersebut peneliti dalam penelitian eksperimen harus memiliki gambaran yang jelas, berkaitan dengan konsep, desain, prosedur, dan tujuan penelitiannya. Untuk mencapai hal tersebut, perlu kiranya dibangun langkah-langkah penelitian eksperimen. Langkah-langkah tersebut disajikan sebagai berikut:

1. Membangun hipotesis yang sesuai dengan metode penelitian eksperimen.
2. Menentukan bentuk desain eksperimen dalam menguji hipotesis penelitian.
3. Membangun treatmen yang digunakan dalam memanipulasi variabel independen.
4. Membangun dan menguji validitas serta reliabilitas pengukuran variabel dependen.
5. Menentukan subjek (partisipan) dan kasus yang akan digunakan.
6. Menguji cobakan desain, indikator, prosedur dan tugas serta treatmen yang
digunakan dalam eksperimen melalui suatu pilot test.
7. Mengalokasikan subjek atau partisipan ke dalam kelompok (kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol), jika randomisasi digunakan dan secara berhati-hati memberikan
instruksi yang mudah dipahami.
8. Mendapatkan data pretest, jika desain eksperimen menggunakan pretest atas
seluruh variabel dependen.
9. Menerapkan treatment ke dalam kelompok eksperimen dan memonitor penerapannya.
10. mendapatkan data posttest untuk seluruh variabel dependen.
11. Melakukan pertemuan ringkas dengan partisipan, sehubungan dengan maksud dan
tujuan eksperimen. Hal ini penting artinya, jika penelitian berkaitan dengan
kebutuhan kapabilitas tertentu dari partisipan.
12. Menguji data yang telah terkumpul baik dari pretest dan postest untuk dapat
diperbandingkan diantara dua kelompok yang dibentuk melalui penelitian (kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol) menggunakan alat statistik yang sesuai dengan
kebutuhan pengujian hipotesis tersebut.

0 komentar:

Post a Comment