Sejarah Singkat Eksperimen Ilmu Sosial

Metode eksperimen dalam ilmu sosial merupakan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmu alam. Dalam ilmu sosial metode eksperimen digunakan pertama kali oleh ilmu psikologi pada akhir tahun 1800-an
Wilhelm M. Wundt (1832-1920), merupakan seorang ilmuawan psikologi Jerman pertama yang memperkenalkan metode eksperimen ke dalam ilmu psikologi. Saat itu Jerman dikenal sebagai pusat pendidikan sarjana dan memiliki kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu sosial. Sehingga pelajar dari berbagai penjuru dunia menjadikan Jerman sebagai pusat untuk menimba ilmu sosial. Wundt membangun sebuah laboratorium psikologi yang kemudian menjadi model bagi berbagai peneliti ilmu sosial lainnya.


Ditahun 1900-an peneliti di Amerika dan berbagai negara juga membangun laboratorium psikologi yang digunakan dalam eksperimen ilmu sosial.Eksperimen yang dilakukan pada masa itu umumnya lebih diarahkan pada pendekatan philosphical, introspective, integrative dan bersinggungan dengan ilmu sosial interpretative. Sebagai contoh:William James (1842-1910). William merupakan ahli philosopi dan psikologi. Hingga masa perang dunia ke II, terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam metode eksperimen ilmu sosial. Empat keilmuan yang sangat berkembang saat itu adalah;
1. Behaviorism
Behaviorsm merupakan sekolah psikologi yang didirikan di tahun 1920-an oleh seorang berkembangsaan Amerika, yaitu John B. Watson (1878-1958) dan dilanjutkan oleh B.F. Skinner (1904-1990). Behaviorism menekankan pada aspek pengukuran perilaku yang dapat diukur melalui metode eksperimen dengan menggunakan pengujian hipotesis secara empiris. Sekolah ini selanjutnya memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap sekolah psikologi yang ada di Amerika.


2. Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif atau pengukuran fenomena ilmu sosial menggunakan angka-angka berkembang antara tahun 1900-1940. Peneliti merekonstruksi kembali konstruk ilmu sosial sehingga dapat di kuantitafkan, sementara konstruk lainnya dibuang dari penelitian empiris. Sebagai contoh pengukuran kemampuan mental berupa IQ yang diperkenalkan oleh Alfred Binet (1857-1911).



3. Perubahan dalam berbagai subjek penelitian
Pada awal penelitian eksperimen digunakan nama-nama orang yang berpartisipasi dalam penelitian, dan umumnya partisipan awal eksperimen adalah peneliti profesional itu sendiri. Namun selama pertengahan abad 20, partisipan bergeser ke arah pelajar yang artinya juga terjadi pergeseran hubungan antara peneliti dengan partisipan yang terlibat dalam penelitian tersebut.

4. Aplikasi praktis
Banyak penelitian eksperimen pada periode 1900-1940 digunakan untuk tujuan praktis, diantaranya uji intelejensia atas tentara Amerika Serikat selama perang dunia I pada berbagai posisi yang berbeda.
Frederick W. Taylor (1856-1915) menggunakan eksperimen terhadap pabrik dan karyawannya guna mendapatkan kondisi pabrik yang mampu meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan pabarik.
Perkembangan penggunakan metode eksperimen dalam penelitian ilmu sosiakl terus berlanjut selama periode 1950-1960. Para peneliti saat itu telah berusaha untuk meminimalisir kesalahan sistematik yang mungkin terjadi dalam suatu eksperimen melalu berbagai alternatif dan prosedur desain eksperimen. Pada tahun 1970 metode eksperimen telah menjadi lebih logis dan teliti dan banyak digunakan dalam mengevaluasi hasil suatu penelitian.

Sumber. Neuman, W. Lawrance. 2000. "Social Research Method-Qualitative and Quantitative Approach. Forth Edition. Allyn and Bacon. USA.

0 komentar:

Post a Comment